Warung Islam - Terungkapnya percakapan konspiratif antara
Presiden Direktur Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin dengan Ketua
DPR-RI Setya Novanto dan pengusaha M. Reza Chalid adalah gambaran
faktual begitu leluasa para bandit politik merampok kekayaan negara.
“Para bandit itu memanfaatkan rusaknya tatanan politik dan lemahnya
kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan presiden sebelumnya,” kata aktivis
Petisi 28, Haris Rusly Moti dalam keterangan kepada intelijen, Selasa
(24/11).
“Para bandit politik tersebut juga bekerja efektif untuk menularkan
epidemi kerusakan moral dan kemunafikan yang menjangkit mayoritas
politisi muda di Senayan hingga di daerah, juga para pemuda dan
mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa,” pungkas Moti.
Kata Moti, di masa pemerintahan Presiden Jokowi, roving bandit sangat
leluasa beroperasi merampok kekayaan dalam sebuah negara tanpa sistem,
tanpa tegaknya nilai-nilai dan moral, dan tanpa tegaknya aturan.
“Presiden dan DPR sebagai pihak pembuat aturan, ternyata pihak pertama
yang melanggar aturan yang mereka buat sendiri. Tak jauh berbeda dengan
penegak hukum (Polri, Kejaksaan, MA) sebagai pihak yang mengawal
tegaknya aturan yang telah dibuat eksekutif dan legislatif,” ungkap
Moti.
Kata Moti, untuk memudahkan merampok kekayaan negara, para politik atau
roving bandit tersebut juga beroperasi merusak tatanan sosial, politik
dan hukum. Sebagai contoh, dikabulkannya gugatan pra peradilan Komjen
Budi Gunawan, yang kini telah menjadi bola liar melumpuhkan penegakan
hukum dan pemberantasan korupsi.
Sumber :Posmetro