Warung Islam - Ketika engkau remaja, duhai ukhti, telah terekam kuat dalam benakmu untuk meneruskan perjuangan para syuhada. Bahkan engkau biarkan ragamu menjadi martir demi menegakkan kalimat tauhid di tanah kiblat pertama muslim sedunia. Astaghfirrulloh
Ketika engkau ngefans dengan para syuhada, engkau mengenali tokoh-tokoh jihad yang senantiasa memperjuangkan keesaan Allah SWT, yaa ukhti. Kupandangi teman-teman remaja di tanah air asyik mengoleksi foto penyanyi, aktor, dan idola mereka, yang dengan sadar mereka turut menghadiahkan peluru-peluru buatmu, ukhti. Karena kaum kuffar sengaja menerbitkan artis idola dengan mendulang dana di setiap acara konser megahnya.
Aku malu padamu, ukhti..Tatkala kalimat Laa ilaha illAllah senantiasa engkau teguhkan hingga nafas penghabisan, senyummu merekah meski tubuh berdarah-darah,
Kini, aku kian malu pada Robb kita, Sang pelindung dan pemelihara semesta, karena dialog kita waktu itu amat menusuk nuraniku.
Ketika ditanya :
"Kenapa pakai jilbab saat tidur?
Dan kau menjawab :
"Kalau rumah saya di bom, mereka akan menemukan mayat saya masih menutup aurat." Allahu Akbar.
Aku malu padamu, ukhti..
Kau tetap memperjuangkan kehormatanmu sebagai seorang muslimah. Kau tetap penuhi perintah Allah. Namun disaat yang bersamaan pula teman-teman remaja di tanah air sedang terlena oleh perkembangan fasion dunia yang menampakkan aurat dan mengundang adzab-Nya.
Aku malu padamu, Ukhti. Dan aku lebih malu lagi jika masih belum berubah.